INTISARI
Kesalahan atau kegagalan dalam suatu praktikum dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah kekurangtahuan praktikan dalam mengoperasikan alat-alat laboratorium. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengenalkan peralatan yang biasa digunakan di laboratorium biologi mulut sehingga setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan memahami fungsi dan prinsip penggunaannya. Praktikum ini menggunakan alat-alat yang terdiri dari laptop, LCD, modem, dan pointer. Metode praktikum ini adalah tutorial langsung oleh dosen pembimbing, studi pustaka, serta browsing melalui internet. Hasilnya didapatkan pengetahuan mengenai beberapa peralatan seperti TEM, inkubator, autoklaf, sentrifugator, spektrofotometer, parafilm, aluminium foil, cawan petri, pipet, dan timer. Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa praktikan perlu mengenal peralatan laboratorium terlebih dahulu sebelum melakukan praktikum dalam laboratorium agar praktikum dapat berjalan lancar dan kesalahan yang terjadi akibat ketidaktahuan praktikan terhadap alat-alat laboratorium dapat dihindari.
PENDAHULUAN
Kesalahan atau kegagalan dalam suatu praktikum dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah kekurangtahuan praktikan dalam mengoperasikan alat-alat laboratorium. Maka dari itu, pengenalan peralatan laboratorium sangat penting dilakukan sebelum praktikan mulai melakukan praktikum dalam laboratorium. Hal ini dimaksudkan agar praktikan tidak mengalami kesulitan dalam menggunakan peralatan laboratorium sehingga praktikum dapat berjalan lancar dan mendapatkan hasil yang diharapkan. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengenalkan peralatan yang biasa digunakan di laboratorium biologi mulut sehingga setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan memahami fungsi dan prinsip penggunaannya.
BAHAN DAN CARA
Praktikum ini menggunakan alat-alat yang terdiri dari laptop, LCD, modem, dan pointer. Metode praktikum ini adalah tutorial langsung oleh dosen pembimbing mengenai peralatan laboratorium, studi pustaka dengan mencari referensi tambahan dari buku-buku yang menunjang, serta browsing melalui internet.
HASIL PENGAMATAN
Dari praktikum didapatkan penjelasan mengenai beberapa alat yang biasa digunakan dalam laboratorium biologi mulut, namun pada laporan ini hanya akan dibahas 5 peralatan utama yaitu TEM, inkubator, autoklaf, sentrifugator, dan spektrofotometer serta 5 alat penunjang yaitu
Tabel Hasil Pengamatan Peralatan Laboratorium Biologi Mulut
No | Alat Besar | No. | Alat Penunjang | ||||||
1. | TEM | 1. | Parafilm | ||||||
2. | Inkubator | 2. | Aluminium foil | ||||||
3. | Autoklaf | 3. | Cawan Petri | ||||||
4. | Sentrifugator | 4. | Pipet | ||||||
5. | Spektrofotometer | 5. | Timer |
PEMBAHASAN
Transmission Electron Microscopy (TEM)
Mikroskop elektron memiliki kekuatan yang lebih besar daripada mikroskop cahaya dengan menggunakan radiasi elektromagnetik dan dapat menghasilkan perbesaran yang lebih kuat mencapai 2 juta kali perbesaran, sementara mikroskop cahaya terbaik hanya dapat mencapai perbesaran hingga 200 kali (Anonim, 2009). Kualitas gambar yang dihasilkan oleh mikroskop elektron ini tergantung pada resolusi dan kontras (Rosseau, 1984). Salah satu contoh dari mikroskop cahaya adalah Transmission Electron Microscopy (TEM). TEM merupakan teknik yang digunakan untuk menginvestigasi morfologi, struktur kristalografik, dan komposisi suatu spesimen, baik yang berasal dari biologik ataupun nonbiologik, sampai ke tingkat atom (Centre de Recherche Public Gabriel Lippmann,-). TEM sebenarnya memiliki desain yang sama dengan mikroskop cahaya biasa namun dengan satu perbedaan yaitu TEM menggunakan electron, bukan cahaya. Dengan menggunakan pipa sinar katoda ataupun filamen (suatu sumber untuk menghasilkan elektron tinggi) dalam ruang vakum, elektron dipercepat terhadap spesimen dengan menciptakan perbedaan potensial. Satu seri celah magnet dan logam digunakan untuk memfokuskan pancaran elektron ini sehingga menjadi pancaran monokromatik yang kemudian akan bertabrakan dan berinteraksi dengan spesimen tergantung pada densitas dan beban material. Interaksi ini sangat dipengaruhi oleh bagaimana spesimen dipersiapkan (Anonim, 2004).
Inkubator
Pada mikrobiologi, inkubator adalah alat pengontrol temperatur, kelembaban, dan kondisi lainnya yang memungkinkan untuk pertumbuhan kultur mikrobiologi. Inkubator yang paling sederhana dapat berupa kotak isolasi dengan pemanas yang dapat dikontrol, biasanya dengan suhu antara 60-65 oC (140-150 oF), ada pula yang dapat mencapai suhu lebih dari itu namun tidak lebih dari 100 oC. Kemampuan inkubator lainnya adalah dapat digunakan untuk penyimpanan pada temperatur rendah (biasanya digantikan dengan refrigerator) atau dapat pula sebagai kontrol kelembaban atau tingkat CO2. Sebagian besar inkubator memiliki timer (Anonim, 2009). Kelemahan inkubator adalah pada saat penggunaan kelembaban karena seringkali terkontaminasi oleh fungi. Pencucian ulang bagian dalam inkubator dengan alkohol, zefiran, tembaga sulfat, dan deterjen dapat mengkontrol kontaminasi hanya beberapa saat saja. Fumigasi dengan formalin, walaupun efektif, namun meninggalkan bekas formaldehid yang sulit dihilangkan dan dapat diabsorbsi oleh media dalam cawan petri (Furness, 1971).
Autoklaf
Autoklaf menggunakan prinsip sterilisasi panas basah bertekanan. Autoklaf biasanya digunakan selama 15-30 menit dengan variasi tekanan dan suhu: 10 pound per inci pada suhu 116oC, 15 pound per inci pada suhu 121oC, dan 30 pound pada suhu 136oC (Nolte, 1977). Autoklaf biasanya digunakan dalam bidang mikrobiologi, kedokteran, body piercing, kedokteran hewan, kedokteran gigi, dan podiatry untuk mensterilisasi alat-alat dari gelas, sampah medis, kandang hewan, dan media lisogenik (Anonim, 2009).
Sentrifugator
Instrumen ini tersedia dalam berbagai macam kapasitas dari mulai 0.2ml atau kurang sampai dengan ribuan liter, dan relatif mudah penggunaannya. Beberapa diantaranya, pengaturan kecepatan dan suhu diatur dalam batas-batas ketidaktelitian kurang dari 5%. Penggunaan sentrifugator cukup luas, meliputi pemisahan sel, organel, dan molekul. Ada beberapa macam sentrifugator yaitu sentrifugator klinik, sentrifugator berkecepatan tinggi, dan ultrasentrifugator. Sentrifugator klinik (Desktop Clinical Centrifuges) merupakan sentrifugator yang paling sederhana. Instrumen ini digunakan untuk mengumpulkan sejumlah partikel yang mudah mengendap. Kecepatan maksimumnya kurang dari 3000 rpm dan bekerja pada suhu ruang. Sentrifugator berkecepatan tinggi (High Speed Centrifuges) bekerja dengan kecepatan 20000-25000 rpm, dilengkapi dengan alat pendingin untuk mendinginkan ruang rotor. Ultrasentrifugator dapat mencapai gaya sentrifugal sampai 500000xg (75000 rpm, r = 8cm) (Nur,1989). Perbedaan sentrifugator dengan stirrer adalah pada fungsinya, stirrer berfungsi untuk mencampur beberapa komponen (misalnya liquid) dengan gerakan memutar sehingga komponen-komponen tersebut menyatu (The Free Dictionary by Farlex, 2009).
Spektrofotometer
Spektrofotometer adalah fotometer (alat pengukur intensitas cahaya) yang dapat mengukur intensitas sebagai fungsi warna, atau lebih spesifiknya, mengukur panjang gelombang cahaya. Mungkin spektrofotometer biasanya hanya digunakan dalam pengukuran absorbsi cahaya, namun alat ini juga dapat didesain untuk mengukur difusi atau refleksi spekular (Anonim, 2009). Jika refleksi fotometer hanya menggunakan dua gelombang cahaya, maka spektrofotometer menggunakan inframerah, ultraviolet, dan spektrum gelombang tampak lainnya (DuBovy, 1978).
Parafilm
Parafilm adalah plastik berbahan wax yang diciptakan untuk penggunaan laboratorium(Aungst,2004). Parafilm biasa digunakan untuk membungkus atau melindungi bejana (seperti flask atau kuvet). Parafilm dapat direntangkan, dapat dibentuk, tahan air, antibau, termoplastik, semitransparan, dan dapat melekat sendiri. parafilm juga dapat digunakan untuk membungkus kontainer untuk menjaga kelembaban pada penyimpanan jangka panjang. Karena sifatnya yang termoplastik maka parafilm tidak dapat dipakai di dalam autoklaf (Anonim, 2009).
Aluminium Foil
Aluminium foil adalah aluminium yang berbentuk lembaran dengan ketebalan kurang dari 0.2 mm / 0.008 in, walaupun demikian aluminium foil yang sering digunakan adalah yang memiliki ketebalan 0.006mm. Foil ini lentur dan dapat membungkus mengelilingi objek dengan ketat. Namun foil ini rapuh dan mudah rusak, dan biasanya dibungkus kembali dengan menggunakan plastik atau kertas agar lebih aman (Anonim, 2009). Bahan ini memiliki kelebihan yaitu tidak tembus sinar dan udara (Sutoto, 2000).
Cawan Petri
Cawan Petri atau telepa Petri adalah sebuah wadah yang bentuknya bundar dan terbuat dari plastik atau kaca yang digunakan untuk membiakkan sel. Cawan Petri selalu berpasangan, yang ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan tutupnya. Alat ini digunakan sebagai wadah untuk penyelidikan tropi dan juga untuk mengkultur bakteri, khamir, spora, atau biji-bijian. Cawan Petri plastik dapat dimusnahkan setelah sekali pakai untuk kultur bakteri (Anonim, 2009). Cawan petri juga dapat digunakan untuk melihat perkecambahan benih atau untuk mengobservasi hewan kecil (York High School Elmhurst Illinois, 2000). Cawan petri dapat digunakan untuk mengkultur bakteri ataupun sebagai display lingkungan tertutup bagi insekta dan pembenihan tanaman. Cawan petri ini terbuat dari polistiren bening dan steril (Indigo Instruments, 2009).
Pipet
Pipet adalah alat yang digunakan untuk mengambil sejumlah kecil liquid (York High School Elmhurst Illinois, 2000). Pipet plastik terbuat dari polietien densitas rendah dan memiliki ukuran 0.5ml, 1.0ml, 2.0ml, dan 3.0ml. Sangat ideal untuk mengambil sampel liquid (Biolink International Inc, 2007).
Timer
Timer adalah alat untuk mengukur waktu (The Free Dictionary by Farlex, 2009). Timer merupakan salah satu tipe khusus dari jam. Timer dapat digunakan untuk mengkontrol terjadinya suatu kejadian atau proses. Jika stopwatch menghitung maju dari nol sampai waktu tertentu, maka timer menghitung mundur dari waktu yang ditentukan ke nol seperti jam gelas. Macam-macam timer adalah timer mekanik, elektromekanik, elektronik, atau bahkan software dalam komputer termasuk timer digital atau jenis lainnya (Anonim, 2009).
KESIMPULAN
Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa praktikan perlu mengenal peralatan laboratorium terlebih dahulu sebelum melakukan praktikum dalam laboratorium agar praktikum dapat berjalan lancar dan kesalahan yang terjadi akibat ketidaktahuan praktikan terhadap alat-alat laboratorium dapat dihindari. Alat-alat yang perlu dipelajari misalnya TEM, inkubator, autoklaf, sentrifugator, spektrofotometer yang digolongkan dalam alat utama, serta parafilm, aluminium foil, cawan petri, pipet, dan timer yang merupakan alat-alat penunjang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar